Penyakit Wahn Yang Kini Menghinggapi Kamu Muslim
Alhamdulillahirobilalamin,
Wa solah tu was salam muala asyrofil ambia’ iwal mursalin saidina wa maulana
Muhamaddin wa ala alihi wa asobihi Mujahiddin Nathokhirin, Ama ba'du…
Saudara-saudara kaum
Muslimin yang seiman dan sekeyakinan yang berbahagia.
Pada suatu hari, ketika
sedang berkumpul dengan para sahabat, Rasulullah memberikan peringatan,
Rasulullah bersabda:
"yu shi ku anta da'a
alaikumul umamu, kama ta'da al akala atu kos atiha"
Pada suatu saat nanti,
akan datang ditengah-tengah kamu, wahai umat Islam, dimana orang-orang lain di
sekeliling kamu akan bersatu mengerubungimu, seperti bersatunya orang-orang
mengerubungi makanan diatas meja hidangan. Akan datang satu saat nanti dimana
kondisimu akan dikepung sedemikian rupa. Yang barat mau menerkam, yang timur
mau menghantam, yang selatan mau menginjak-injak dan yang utara pun akan
menjajah. Kondisimu ibarat makanan diatas meja hidangan. Sebaagian sahabat
merasa heran dan terkejut, lalu mereka bertanya:
“amin kilatil nahnu yau ma
izin, Ya Rasulullah"
Apakah jumlah kami sedikit ya Rasulullah, kami sampai dikepung sedemikian rupa?
Baginda menjawab: “bal
antum yau ma izin kassir"
Sama sekali tidak. Kamu tidak sedikit pada saat itu, bahkan jumlah mu sangat banyak, kamu adalah mayoritas
“wala kin nakum ghusa unka
ghusa is sa il"
Tetapi keadaanmu saat itu persis seperti buih dilautan. Banyak tetapi berserakan, banyak tetapi tidak mempunyai daya dan kekuatan, banyak tetapi dipermainkan gelombang lautan. Dihempas ketepian pantai tanpa punya makna dan arti. Kondisimu pada saat itu yang merupakan quantitas yang tanpa qualitas. Sehinggakan orang lain mudah saja mengepungmu, aqidah mu didangkalkan dibanjiri dengan peradaban dan kebudayaan yang menjauhkan diri dari agama. Dari segi maksiat dan kemungkaran seluruhnya mengepung sampai kita melepaskan nilai-nilai Islam kita ini. Dan celakanya sambung baginda:
"wal yan zi anta fil
qulu bi a'duwikum wal maha batan min kum"
Akan dicabut kehebatanmu dimata musuh-musuhmu. Sehigga pada saat seperti itu, orang lain memandangmu umat Islam ini lemah, dpandang remeh, tidak ada apa-apanya, sudahlah, pokoknya umat Islam ini bisa dipermainkan saja. Umat Islam mudah, umat Islam kecil lantas mereka tidak memiliki kemampuan dalam mempertahankan Ke Islamannya.
Mengapakah Rasulullah
memberikan peringatan ini? Antara lain adalah atas dasar tarbiyah dan
pembersihan jiwa yang diumpamakan seperti siraman bagi pohon yang disemai atau
ditanam. Jika pohon tidak senantiasa dirawat dan disirami, maka ia akan layu
dan kering. la akan terus hidup subur jika senantiasa dirawat dan disirami.
Demikianiah manusia. Hidup sebenarnya bagi individu atau jamaah adalah karena
adanya iman. Hidup manusia sebenarnya adalah hidup hatinya dengan keimanan
bukan hidup jasad yang akan fana. Iman di dalam hati itulah yang akan
melahirkan kehidupan yang bermakna. Hati perlu diasah selalu kerana ia bisa
berkarat.
Rasuluilah SAW bersabda
yang bermaksud:
"Sesunggubnya hati manusia itu berkarat seperti berkaratnya besi.
Sababat-sababat bertanya:
Apakah pengkilapnya wahai Rasulullah?.
Rasulullah menerangkan: membaca Al Quran dan mengingati maut (mati).' (HR Al Baihaqi)
Iman yang berada dalam
iiwa manusia senantiasa terdedah kepada kelunturan dan kelemahan karena dijangkiti
oleh berbagai penyakit seperti kesibukan urusan duniawi, dan lain-lain. Oleh
itu kita perlu banyak memohon pertolongan kepada Allah SWT dengan senantiasa
memperbaharui keimanan kita.
Sabda Rasuluilah SAW:
"Sesungguhnya iman itu bisa lusuh seperti lusuhnya pakaian, maka bendaklah kamu memohon doa kepada Allah SWT supaya diperbaharui keimanan itu di dalam jiwa kamu.' (HR Al Hakim dan At Tabrani)
Menjadikan Islam sebagai
satu alternatif penyelesaian kepada masalah umat manusia mestilah lahir daripada
keyakinan yang berlandaskan keimanan, bukan disebabkan kegagalan sistem-sistem
lain. Islam hanya boleh memainkan peranannya untuk menyelesaikan masalah
manusia apabila ianya diambil secara syumul dalam bentuk konkrit. Oleh itu
setiap pekerja (amilin) Islam mestilah dibentuk dan diproses berdasarkan aqidah
tauhid yang bersumberkan daripada Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. Islam
tidak akan dapat dibangunkan tanpa rijal (pahlawan). Rijal tidak dilahirkan
tanpa melalui proses Tarbiyah. Dan Tarbiyah tidak akan memberi sebarang kesan
tanpa penglibatan dan penghayatan yang bersungguh-sungguh dari pada setiap
individu.
Adalah menjadi harapan dan
keyakinan setiap muslim bahawa masa depan adalah milik Islam. Dunia Islam pada
hari ini sedang menghadapi berbagai-bagai permasalahan yang mengangkangi
segenap kehidupan orang-orang Islam. Permasalahan ini berpuncak pada kejahilan
serta kelalaian umat Islam sendiri terhadap agama yang mereka anuti itu. Akibat
daripada itu maka munculah berbagai-bagai fahaman assabiyyah dan sekuler.
Kepercayaan ini telah merusak aqidah ummat Islam sehingga mereka berpecah belah
dan berhasad dengki di antara satu sama lain.
Keadaan ini telah memberi
ruang kepada musuh-musuh Islam untuk menghancurkan atau melemahkan mereka semua
sehingga mereka sudah tidak terdaya lagi untuk bangun menyuarakan kebenaran
Islam. Kekuatan mereka menjadi lemah dan musuh-musuh Islam datang dari segenap
penjuru menyerang mereka dan melakukan segala bentuk kekejaman terhadap umat
Islam. Islam tidak merelakan semua ini terjadi dan melihat kaum muslimin
menyerah kalah dan tunduk berlutut di hadapan musuh-musuh Allah dalam keadaan
yang terhina dan memalukan.
Alangkah ironi nya,
alangkah menyedihkan, memilukan dan sekaligus memalukan. Umat yang majoritas
ini dipermainkan oleh yang minoritas. Umat yang terbesar, terbanyak, bahkan
kononnya menurut sesetengah catatan sampai melebihi 50%, tapi dipermainkan oleh
mereka kelompok-kelompok yang lebih kecil ini.
Sabda Rasul seterusnya:
“wal yak zifan nafi qulu bikumul wahan."
Pada saat itu, pada hatimu dicampakkanlah penyakit wahan.
Sahabat kemudian bertanya:
“wa mal wahnu ya Rasulullah."
Apakah penyakit wahan itu, ya Rasul.
Baginda menjawab: “hubut
dunia wakarohiyatul maut."
Penyakit wahan itu, tidak lain, adalah "hubut dunia wakarohiyatul maut," yakni terlalu cintak kepada dunia dan terlalu takut mati. Materialistik, dan takut risiko. Dua penyakit inilah yang menyebabkan, walaupun umat ini majoritas, tetapi dipermainkan oleh yang minoritas. Walaupun ia golongan terbesar, tapi nasibnya sama seperti makanan di meja makan, dari segala macam penjuru, mau menghantam kita.
Saudara-saudara kaum
muslimin yang berbahagia, ini merupakan analisa-sosial, bahwa pada satu saat
nanti, akan terjadi ditengah-tengah umat, di mana kita dihantam dan diserbu
dari segala macam penjuru. Aqidah didangkalkan, peradaban dan kebudayaan
dirusak, makanan dan minuman diracuni, pakaian ditelanjangi dan lain,
sebagainya. Sehingga, kita, melepaskan nilai-nilai iman dan nilai Islam yang kita
cintai ini. Kondisi sosial ini, suatu saat nati akan datang kepada kita.
Demikian analisa dan peringatan dari Rasulullah S.A.W.
Marilah sekarang kita
melihat; apakah benar dizaman sekarang, Insyallah, akan menghampiri peperangan,
yang mungkin tidak serupa seperti perang yang dialami oleh Rasul dan para
sahabatnya. Tetapi, sesungguhnya perang yang kita hadapi di zaman sekarang ini,
tidak kalah hebatnya, dengan perang Badar, tidak kurang dahsyatnya, dengan
perang Uhud dan tidak kurang ngerinya, dengan perang Khandak. Hanya saja, yang
kita hadapi sekarang ini, bukan sekadar jet-jet pemusnah, peluru-peluru nuklir,
mother of all bomb dan sebagainya. Yang kita hadapi sekarang ini, adalah juga
perang aqidah, perang ideologi, perang mempertahankan keyakinan. Yang kalau
kita kalah sekarang, kita masih, Insyallah beragama. Tetapi, anak kita, cucu
kita, generasi yang akan hidup lima, sepuluh, dua-puluh, tiga-puluh tahun yang
akan datang………Wallahualam-bi-sawaf !
Islam, saudara-saudaraku,
tidak mungkin hilang dari dunia.Tetapi, tidak mustahil Islam gulung tikar dari
desa kita, tidak mustahil ! Islam gulung tikar dari kampung dan kota kita,
malah negara kita. Jikalau tidak menjaganya, jikalau kita tidak memeliharanya,
bahkan jikalau tidak mewariskan kepada anak-anak kita, generasi yang akan
datang.
Marilah kita mengingat
sejenak, bagaimana, Islam di Spanyol yang pernah jaya, pernah mewarnai daratan
Eropa dan yang sekarang ini hanya tinggal ceritanya saja.
Ini pernah diperingatkan
oleh baginda Rasul dalam satu Hadis:
"sayati ala umati zamanun, ya lab kol Islam ala ismun, wala minal Quran ila rosmun."
Akan datang satu masa
ditengah-tengah umat ku, dimana Islam ada, tetapi, hanya tinggal namanya saja.
Dan Quran pun ada, tetapi, sekadar cuma tinggal tulisan nya saja.
Apabila kita tidak
mewariskan ini kepada generasi yang akan datang, maka, serbuan-serbuan dari
segenap macam penjuru, dari hari ke hari, semakin kita rasakan kehebatannya.
Tidak mustahil sejarah Spanyol, akan terjadi dan berulang kembali.
Orang Spanyol, kalau
mereka bercerita kepada anak mereka..., mereka akan bercerita;
Ayah : Nak, disini dulu ada Masjid.
Anak : kapan Ayah?
Ayah : Dulu-dulu.. sekali. Banyak orang Islam. Dan kalau hari Jumaat, sangat ramai orang sholat
.
Anak : Kapan itu, Ayah?
Anak : Kapan itu, Ayah?
Ayah : Dulu-duluuuuu.. sekali! ………Sekarang, sekarang sudah tinggal.. ceritanya saja.
Bukankah sesuatu yang
sangat tidak mustahil apabila kita tidak menjaga dan mewariskan Islam ini
kepada generasi yang akan datang. Maka, serbuan-serbuan akan mendatangkan hasil
yang dingini oleh para penyerbu itu tadi.
Kita sudah jadi umat yang
majoritas, tetapi, umat yang majoritas ini, menurut Rasul, dikepung sedemikian
rupa. Aqidahnya didangkalkan, peradaban dan kebudayaannya ditekan sedemikian
rupa, kehidupan sosialnya dibuat individualis. Kemudian, dari segi pergaulan,
pakaian, makanan, minuman dan sebagainya, diracuni. Sampai kita, tidak
berpegang teguh kepada Islam. Dan dikala itu, akan hilang kehebatan umat ini
dimata musuh-musuhnya. Orang lain memandang kita ringan saja, mudah saja, satu
umat yang telah kehilangan wibawa. Padahal, konon khabarnya, kita ini umat
majoritas. Terlalu mudah bagi mereka untuk mengkotak-katikkan kita. Dan dikala
itu dihati kita merajalela penyakit wahn.
Apakah penyakit Wahn itu?
Pertama, "hubut dunia", terlalu cinta akan dunia. Terlalu cinta kepada dunia, ynag menyebabkan kita lupa. Lupa, akan tanggungjawab dan kewajipan, lupa meneruskan dan mewariskan Islam ke generasi akan datang. Kita, berlomba-lomba dan terus berlomba, hanya sekadar mengejar dunia dan seluruh isinya. Baik hanya bernama material, baik hanya bernama sexual, baik hanya bernama pangkat, jabatan dan kedudukkan.
Berlomba-lomba kita
didalamnya, sampai tercampaklah penyakit "hubut dunia", didalam hati
ini. Berurat dan berakar dunia itu, sulit dan berat lah kita berpisah
daripadanya. Akibatnya, kemauan untuk berbuat, melakukan sesuatu itu demi, dan
atas dasar agama sangat sulit terwujud didalam kehidupan ini.
Yang kedua,
"karohiyatul maut", terlalu takut kepada mati; baik mati ajal, baik
mati usahanya, baik mati karirnya, baik mati pangkat dan jabatannya. Sehingga
dengan demikian, implikasinya, maka jatuhlah kita menjadi umat yang kehilangan
wibawa dimata orang lain.
Saudara-saudara kaum
Muslimin Rahimahkumullah, Kita katakan tadi, perang yang kita hadapi dizaman
sekarang ini, adalah perang aqidah. Perang yang ditambah lagi dengan banjirnya
maksiat dan kemungkaran. Yang ditengah-tengah itu, disamping berkewajiban
menjaga anak-anak kita, diri dan keluarga. Kita pun juga berkewajiban menjaga
kedaulatan tanah air yang kita cintai.
Allah S.W.T. juga
berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman, sama saja untuk
mereka, baik kamu beri peringatan atau tidak beri peringatan, mereka tidak akan
beriman."(Surah Al-Baqarah ayat 6)
Ingatlah apabila timbul
perselisihan di muka bumi ini, pulangkanlah ia pada Robbul Jalil, rujuklah
hanya kepada Islam. Islam adalah agama yang lengkap dan tertinggi, tiada satu
agama pun yang dapat menandingi kesempurnaan Islam. Mengapa kita masih
menjauhkan diri dari pada Nur kebenaran ini? Adakah, "The Way of
Life" atau undang-undang serta peradaban lain, yang lebih syumul, dari
Islam itu sendiri?
Kembalilah kita pada
Allah, akhirat jua yang kekal selamanya. Allah masih menerima taubat kita
selagi nyawa belum sampai ke halkum. Firman Allah: "Qulu nafsin za ika tul
maut" ...setiap yang bernyawa pasti menemui ajal. Kata seorang Ulama lagi,
“One step that you take towards Allah, One thousand steps he takes towards
you".
Akhir kalam, semoga Allah
selamatkan kita dan generasi kita dari ditimpa dari azab yang amat pedih.
Terima Kasih atas segala perhatian dan mohon maaf diatas segala kekurangan,
"Usikum wa iyaya bi taqwallah, Wassalmualakum waroh matullahi
wabarohkatuh".
Qur'an Says: "and
(the unbelievers) plotted and planned, and God too planned, and the best of
planners is God." (SIII-54)
0 Response to "Penyakit Wahn Yang Kini Menghinggapi Kamu Muslim"
Post a Comment